Sejarah Prodi

Sekilas Sejarah Prodi KPI

Institut Studi Al Qur’an dan Ilmu Keislaman (ISQI) Sunan Pandanaran Yogyakarta pada awalnya adalah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sunan Pandanaran yang beroperasi berdasarkan SK Pendirian operasional Dirjen Pendidikan Islam nomor: Dj.I/149/2012 yang telah diberikan sejak tanggal 27 Januari 2012. Pada awal berdirinya STAI Sunan Pandanaran hanya memiliki dua program studi (Prodi) yaitu Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir (IAT) dan Prodi Akhlak Tasawuf (AT). Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) di STAI Sunan Pandanaran resmi didirikan berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Islam dengan nomor 5253 Tahun 2015 pada tanggal 4 September 2015. Program studi KPI STAI Sunan Pandanaran mulai aktif menyelenggarakan perkuliahan pada bulan Juli 2016. 

Pendirian Program Studi KPI tidak lepas dari kegelisahan akademik dan sosial yang berkembang di kalangan pengelola STAI Sunan Pandanaran. Di era digital yang semakin berkembang, kebutuhan akan komunikasi yang efektif dalam penyiaran Islam menjadi semakin mendesak. Banyak pesan dakwah yang tidak tersampaikan dengan baik karena kurangnya pemahaman tentang strategi komunikasi yang tepat. Oleh karena itu, STAI Sunan Pandanaran merasa perlu menghadirkan sebuah program studi yang tidak hanya berfokus pada ilmu dakwah secara tradisional, tetapi juga membekali mahasiswa dengan keterampilan komunikasi modern yang relevan dengan perkembangan zaman.

Selain itu, KPI STAI Sunan Pandanaran juga lahir dari keprihatinan terhadap minimnya tenaga profesional di bidang komunikasi Islam yang memiliki pemahaman mendalam tentang nilai-nilai keislaman. Media massa dan media digital semakin menjadi alat utama dalam membentuk opini publik, termasuk dalam menyebarkan ajaran Islam yang moderat dan rahmatan lil ‘alamin. Dengan adanya program studi ini, diharapkan lahir generasi dai, jurnalis, dan komunikator Muslim yang tidak hanya fasih dalam menyampaikan pesan dakwah, tetapi juga mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi komunikasi serta mampu menghadapi tantangan perkembangan zaman, dan dinamika sosial-keagamaan di masyarakat.